Majlis Maiyah Telatah Demak

Sinau Demak dan Air

Reportase Majlis Maiyah Kalijagan edisi Jum’at Pon, 9 April 2018/ 21 Jumadil Akhir 1439 | Demakiyah: Sinau Miline Banyu | bagian kedua

 

Di tengah alunan air hujan yang masih deras, jama’ah menyimak secara khusyu’ yang disampaikan mas Nadhif. Beliau menjelaskan bagaimana air tanah di bumi Demak semakin sedikit. Karena semakin banyak manusia yang membutuhan air bersih tawar dan mahalnya biaya mengolah air sungai. Maka diambilah air tanah, sebagai kebutuhan rumah tangga. Tapi hal itu tidak seberapa jika dibandingkan dengan kebutuhan industri yang begitu banyaknya.

Beliau mengajak berpikir sejenak bagaimana di wilayah sekitar industri malah lebih berpotensi banjir dibandingkan daerah yang lainnya. “Padahal di sekitaran daerah yang dialiri sungai Kali Jajar ada tujuh sungai yang mengaliri. Dan daerah tersebut tidak pernah banjir. Mestinya misal ada peristiwa (banjir) besar, yang lain daerah yang terkena dampak terlebih dahulu. Perlu diketahui bahwa sejak jaman orba, Kali Jajar itu didesain sebagai sumber air baku untuk warga Demak. Makanya disuplai oleh banyak sungai” terang beliau.

Beliau menceritakan bahwa dulu sebenarnya tanah Demak itu rawa dan di belakang Masjid Agung adalah laut. “Jadi bukannya abrasi, tapi malah bertambah tanahnya. Menurut sejarah juga, Raden Patah disuruh mendirikan kerajaan itu, disuruh menemukan daerah yang ada Glagah Wanginya, dan Glagah itu tumbuhan rawa laut sama seperti Mangrove dan Brayo” papar mas Nadhif.

Lalu apakah Demak punya pantai? Ya pasti punya. “Demak itu punya pantai. Jika anda berpikir Demak tidak punya pantai itu salah. Karena semua yang berhadapan dengan laut pasti punya pantai. Demak tidak punya pantai itu kan sekarang, karena pantainya sudah terlampau jauh di tengah laut.” lanjutnya.

Setelah itu mas Nadhif memperkenalkan mas Eko Budi Priyanto dan mas Apri Susanto dari Wetland International untuk menemani jamaah sinau miline banyu dari sudut pandang geologi dan cuaca. Bersamaan itu sedulur Maiyah Semak Kudus datang dengan basah hujan di baju mereka. Matur sembahnuwun buat sedulur Maiyah Semak Kudus, sudah menyempatkan waktu untuk keikhlasannya merapat dalam balutan hujan. [Ajib Zakaria/ Redaksi Kalijagan.com]

Majlis Masyarakat Maiyah Kalijagan Demak adalah bagian dari Majlis Masyarakat Maiyah Nusantara.