Majlis Maiyah Telatah Demak

MEMBANGKITKAN QU’RAN DALAM DIRI

Aroma kegembiaraan sudah tercium jauh-jauh hari sebelum acara “Mensyukuri 6 Tahun Kalijagan” ini berlangsung. Anak-anak Kalijagan telah bahu-membahu membagi tugas untuk menyiapkan acara yang berlangsung pada Jumat 3 Februari 2023 ini di Pendopo Unisfat Demak. Mereka bergembira karena telah terjalin persaudaraan selama enam tahun terakhir ini. Kalijagan selama ini adalah tempat belajar, mengingat, mencintai Allah, dan Rosyulullah. Bahkan bagi sebagaian yang lain Kalijagan adalah tempat curhat untuk menyembuhkan luka-luka batin akibat persinggungan di dunia.

Sudah sejak mulai siang alat-alat telah diangkat, sound syitem, kompor, tikar ditata. Cak sound oleh teman-teman DN entertainment telah dilaksanakan sejak sore hari. Mereka nantinya melantunkan musik-musik gambus ala timur tengah. Kompor dinyalakan, aroma kopi menyeruak tanda semangat menyala-nyala di antara mereka. Satu dua pengiat datang, saling bertegur sapa dan melempar senyum. Kang Yanto, penyair dari Kalijagan datang dengan menenteng gitarnya. Ia yang pada bulan-bulan sebelumnya selalu membunyikan puisinya, pada malam ini tidak karena acara sangat rapat.

Kang Akyar, Kang Aus dan teman-teman tanbihun lengkap dengan rebananya, juga seragamnya yang asoy datang juga. Tumpeng, ambengan, di letakkan tepat di tengah ruangan. Nantinya Tumpeng ini akan dipotong oleh Habib Anis Sholah Baasyin dan diserahkan kepada Kang Hajir sebagai pengiat Kalijagan. “Nama Kalijagan ini diberikan oleh Bib Anis. Alhamdulillah setalah enam tahun Kalijagan terlaksana beliau berkenan rawuh.” Kang Hajir membuka pembicaraan sebelum tumpeng dipotong.”

Acara dibuka dengan pembacaan Yasin kemudian tawasulan. Hadir pada acara itu selain Bib Anis yang tadi sudah disebutkan juga Gus Aniq, Kang Iwan, Gus Syafiq dan teman-teman Sedulur Maiyah Kudus yang lain. Dari Gambang Syafat hadir Kang Jion dan Kang Norman.  Gus Hasanain Haikal, Kang Hasan sebagaimana biasanya hadir menemani. Mereka mendoakan semoga Kalijagan semakin bisa memberi manfaat. Selain penampilan dari DN entertainment dan Rebana Tanbihun, Mbak Bening juga menampilkan Tembang Jawa.

Pada malam itu tema yang diangkat adalah “Qum”. Kang Akhyar yang pada malam hari itu sebagai moderator mengawali dengan terlebih dahulu memberi prolog tentang tema. Merespon terhadap tema Qum tersebut, Bib Anis lebih cenderung mengartikan bangun sebagai bangkit. Sebelum bangkit memberi peringatan yang skalanya sosial, terlebih dahulu beliau mengajak kita untuk membangkitkan diri sendiri dari sesuatu yang menyelimuti kesejatian diri.  Karena pada hakikatnya manusia hidup di dalam kegelapan dan butuh cahaya untuk menerangi perjalanan hidupnya agar selamat sampai tujuan.

‌Adapun salah satu cara untuk membangkitkan diri yaitu dengan mentadabburi Al-Qur’an. Tadabbur merupakan hasil akhir atau simpulan. Karena pada dasarnya Al-Qur’an adalah ‘hudan linnas’  yang biasanya diterjemahkan petunjuk bagi manusia, akan tetapi Bib Anis lebih cenderung mengartikan ‘hudan’ sebagai cahaya sehingga setiap manusia dapat mengakses Al-Qur’an dengan cara mentadabburinya untuk membangkitkan cahaya dari kegelapan yang selama ini menyelimutinya. Sedangkan kata tafsir di dalam al-Qur’an merupakan penjelasan, dimana Allah sendiri yang menjadi subjeknya. Adapun tafsir Al-Qur’an yang ada sekarang ini merupakan hasil tadabbur dari para mufassir.

Sedangkan Gus Aniq mengajak kita untuk menyelami sejarah peradaban yang dibangun oleh para leluhur yang diistilahkan beliau dengan peradaban malam.  Pada malam hari suasana lebih tenang dan lebih peka terhadap keadaan. Sehingga bangunan peradaban yang dihasilkan lebih arif dan bijaksana dalam mengelola kehidupan dan alam. Malam itu gelap dan cahaya ada karena kegelapan. Rasanya waktu yang paling tepat untuk membangkitkan diri yaitu bangun disepertiga atau seperempat malam untuk mendekatkan diri pada Tuhan seperti lanjutan ayat Qum di surat al-muzzammil. Karena Allah akan menurunkan perkataan yang berat. Mungkin semacam informasi khusus, atau hidayah yang mestinya mengandung suatu perubahan yang mendasar pada diri pelakunya.

Manusia adalah makhluk yang diberi perangkat khuluq atau budi pekerti oleh Allah yang selama ini terselimuti oleh diri. Maka untuk membangkitkan khuluq dibutuhkan proses yang sangat panjang dan dilakukan dengan cara membiasakan terus-menerus. Seperti sabda Nabi “sesungguhnya aku diutus pertama kali yaitu untuk menyempurnakan akhlaq”.

Misalnya, kalau kita Istiqomah dalam membaca Al-Qur’an dan kita lakukan terus-menerus pasti ada salah satu ayat yang membuat kita bangkit untuk memahami, menggali, menyusuri makna yang dikandung ayat tersebut. Meskipun yang dipahami hanya satu ayat, karena menurut Bib Anis ada frekuensi yang bisa terhubung antara ayat dalam kitab al-Qur’an dan Qur’an yang ada di dada masing-masing manusia karena sejatinya memang sama, tinggal kita mau membangkitkan atau tidak. Itulah mengapa Gus Syafiq selain mengajak kita untuk selalu bersyukur, beliau juga mengingatkan kita tentang Qur’an yang ada di dalam dada kita masing-masing untuk dibangkitkan dalam rangka membangun peradaban yang rahmah.

Menjelang pukul 02 dini hari acara baru selesai dan dipuncaki dengan asrokol. Para hadirin berdiri. Sampai ketemu pada acara Kalijagan bulan berikutnya. (Redaksi).

 

Majlis Masyarakat Maiyah Kalijagan Demak adalah bagian dari Majlis Masyarakat Maiyah Nusantara.