Majlis Maiyah Telatah Demak

Bahasa Air

Rintik yang berhamburan di atas rumput
Dihinggapi matahari, lalu menyala di matamu
Dipatuk ayam, dihirup oleh Thales
Lalu mengingatkanmu sebuah ayat dalam al-Qur’an
“waja’alna Minal ma’i kulla syain hayy”
“Kami ciptakan dari air segala sesuatu yang hidup”

 

Lalu kau teguk segelas kopi
Yang diseduh dari keringat ayahmu dan hujan
Bulan lalu.
Hujan selalu mengingatkan memori
Tentang masa lalu.

 

Kau bersyukur tidak ada banjir
Yang menyelinap di rumahmu
Sebab rumahmu lebih tinggi
Dari prediksi dan pengetahuanmu.
“Banjir akan datang lagi
Selagi sampah masih dibuang di sini
Dan tisu tidak ditanam lagi”
Ujarmu kepada diri sendiri
Sembari merenungi sungai depan rumah
Dan kau lihat sungai ingin muntah.

 

Kau sering berbicara tentang air.
Air yang menetes di rahim ibumu
Berpacu dengan energi cinta
Merengkuh waktu menghidupkanmu.

 

Kau bilang, bumi awalnya mengandung air
Tapi sekarang, bumi mengapung di atas air
Air akan melindungi bumi dari tenggelam
selagi ruang air kita lindungi.

 

Kau bilang, air tidak bisa memilih jalan muara
Maka sungai mengarahkannya bermuara.
Ketika kita menghentikan langkah air
Maka air akan mengikuti sampai ke rumah kita.
Dan banjir,
Salah satu cara air mengatakan
Kalau sungai sedang sakit.
Ia memintamu untuk mengobati sungai.

 

Air sangat mencintai sungai.
Karena ada riak di sana.
Kau tahu, air memiliki bahasa
Dan ia berbahasa melalui riak dan ombak
Namun kau hanya menguasai dua simbolnya
Marah dan tenang.
Ia suka marah dan tenang pada tempatnya
Namun tidak bisa ditebak kapan waktunya.

 

Kau pernah berbicara kepada air,
Saat kau ingin teguk segelas air
Kau bilang,
“Atas nama Tuhan yang Penuh Kasih Sayang
Aku ingin kau berkah, air
Dan menjaga kesehatanku dengan penuh kasih sayang.”

 

Kau pernah marah kepada orang
Yang lupa berdoa sebelum meminum air.
Kau juga pernah marah kepadaku
Yang pernah bercerita buang air di sungai semasa kecil.

 

Kau sering berkoar peduli air,
Seperti Thales mendasari berpikir,
Namun, tak ada telinga yang mau mendengarkanmu
hanya karena kau seorang mantan pasienku.

 

Demak, Jumat 09 Maret 2018

 

“Dibacakan ketika Majlis Masyarakat Maiyah Kalijagan edisi Maret 2018 | Sinau Miline Banyu”

Faizy Mahmoed Haly, sebuah nama pena dari pekerja sosial bidang rehabilitasi narkoba di Panti Rehabilitasi Sosial Maunatul Mubarok, Demak.