Majlis Maiyah Telatah Demak

TOP O !

Mukaddimah Maiyah Kalijagan edisi 5 Maret 2021/ 22 Rajab 1442 | TOP O ! | Edisi 50

 

Di era sekarang banyak sekali manusia yang terjangkiti penyakit ingin terkenal, baik skala mikro maupun makro. Tidak sekedar terkenal dalam dunia nyata, pun di dunia maya demikian adanya. Khususnya dunia maya, sampai-sampai orang rela membayar (Buzzer) untuk keterkenalannya. Orang yang terkenal itu biasanya kita sebut sebagai orang Top. Sementara itu, tanpa disadari oleh orang Top bahwa hidupnya tidak lagi didasari kehendak dirinya sendiri. Apa-apa selalu saja mengikuti keinginan orang lain. Kalau orang lain menginginkan A, maka sikap orang Top yang semula B beralih ke A, demi popularitasnya— ke-Top-annya tidak hilang.

Masih mending kalau orang Top itu hanya berharap pengakuan eksistensi dan kepopularitasnya saja. Bahkan lebih baik jika semula ia tidak baik, demi ke-Top-annya ia berpura-pura baik—syukur-syukur jadi baik beneran. Yang mengkhawatirkan dari orang-orang yang (merasa) Top di bumi ialah demi menjaga kepopulerannya ia rela melakukan apa saja, sampai hal yang terlarang ia pun lakukan. Asalkan viral, harga diri pun diobral sembarangan.

Dari beberapa akun sosmed, channel youtube dan ragam kanal digital, tentu banyak sekali contoh manusia yang memiliki kecenderungan enggak Top, Top biasa, Top ngedap-edap hingga yang Top radikal. Tentu manusia yang mana, yang berkecenderungan apa, mampu kita petakan, agar kita dapat pelajaran dari sana. Sementara itu, jika kita mau menarik waktu jauh ke zaman dahulu, nenek moyang kita sudah mengajari cara kita terhindar dari bahaya Top. Yakni dengan cara Topo.

Topo sendiri merupakan proses pengasingan—sebagian bahkan total— dari dunia. Orang-orang dahulu bahkan rela mencari tempat yang benar-benar jauh dari peradaban manusia, demi bisa melakukan Topo. Dari proses Topo kita akan lebih banyak berproses mengenal diri sendiri. Bahkan pada sampai puncaknya kita pun bisa mengenal Tuhan, sebagaimana hadits: Man ‘arafa nafsahu faqod ‘arofa Robbahu.

Nenek Moyang kita yang bernama Muhammad sendiri dalam mendapatkan wahyu, beliau harus memulainya dengan fase Topo, sehingga beliau diangkat sebagai Nabi dan Rasul. Sehingga Beliau mendapatkan perintah-perintah hingga beliau bisa di-Isra’ Mi’raj-kan dari Masjidil Haram (Mekkah) ke Masjidil Aqsa (Palestina) hingga ke Langit hanya dalam satu malam.

Proses-proses yang ditempuh leluhur kita, khususnya Topo, itulah yang barangkali perlu kita laku. Demi membentengi kita dari bahaya-bahaya negatif Top yang banyak menjangkiti kita. Konon Topo merupakan proses untuk Top di Langit. Jika pun kita Top di bumi juga, itu hanyalah bonus untuk mengenalkan kepada penduduk bumi bahwa kita kekasihnya Allah.

Lalu bagaimana caranya Topo di era ini? Sementara hampir banyak tempat-tempat ramai dengan keberadaan manusia. Waktu-waktu banyak yang sibuk digunakannya pula. Lebih jelasnya perlu kita sinauni bersama di Maiyah Kalijagan edisi 50, Jum’at, 5 Maret 2021 dengan tema Top O ! Terkenallah di langit, virallah di bumi sebagai kekasih Allah! [HBA/Redaksi Kalijagan.com]

Majlis Masyarakat Maiyah Kalijagan Demak adalah bagian dari Majlis Masyarakat Maiyah Nusantara.