Majlis Maiyah Telatah Demak

NERAKA YANG DIRINDUKAN DI DEMAK

Perbincangan tentang surga dan neraka dilanjutkan di Demak. Ini melanjutkan perbincangan yang dimulai oleh Rabiah Al Adawiyah, sufi perempaun itu. Dia berjalan membawa obor dan air, ia katakan obor itu untuk membakar surga dan air untuk menyiram neraka. Katanya, agar orang tidak lagi menyembah Allah karena iming-iming surga dan neraka. Menyembah langsung ke Allah dan karena Allah. Allah adalah sebab dan sekaligus tujuan. Dengan tindakan dan perkataannya itu tentu saja Rabiah hendak berbicara kepada manusia kira-kira seperti ini, “Hai manusia menyembahlah kepada Allah, karena surga dan neraka  hanyalah makhluk Allah sebagaimana kamu. Jika hanya dengan alasan surga dan neraka kau menyembah maka jika kau mendapati (seolah) surga di dunia, maka kau akan mengambilnya terlebih dahulu di dunia.”

Tidak mungkin Rabiah dalam hal ini menyatakannya kepada Tuhan, tidak mungkinlah neraka yang diciptakan oleh Allah bisa padam hanya dengan seember air jika Allah tidak menghendaki. Tidak mungkin pula surga bisa terbakar dengan hanya seobor api jika Allah tidak menghendaki. Semuanya bergantung kehendak Allah.

Perbincangan tentang surga dan neraka menghangat lagi di Demak. Menjadi topik aktuil dan viral. Jika biasanya surga dan neraka disampaikan oleh Kiai di masjid dan mushola untuk penyemangat agar warga rajin beribadah, kali ini disampiakan oleh Wong Ikhlas, seseorang pemilik usaha karaoke di Demak. Warga Demak risau dengan merebaknya karaoke di kotanya para wali ini. Mereka takut kehilangan berkah. Jika kamu tahu, ada seorang Kiai di Lampung sana, anaknya hamil empat bulan dibawa ke Demak agar melahirkan di Demak. Alasannya agar mendapatkan berkah tanah wali.

Kali ini Wong Ikhlas membicarakan tentang keberimbangan. Ia takut neraka, makhluk Tuhan itu sia-sia dan tidak ada yang menempati. “Sia-sialah neraka diciptakan jika tidak ada yang menempati. Gini aja Pak Kiai, kita bagi-bagi tugas, panjenengan mengajak orang ke surga sedangkan saya akan mengajak orang ke neraka. Kasihan tuhan kan buat neraka kosong?”

Mungkin Tuhan terharu mendengar ucapan Wong Ikhlas ini, kok bisa semulia ini ciptaanku dari Demak ini. Tunggu-tunggu, apakah maksud Wong Ikhlas hanya itu. Jika Rabiah ingin membakar surga dan menyiram neraka agar orang tidak lagi menyembah surga dan neraka dan menyekutukan Tuhan dengan surga dan neraka berbeda dengan Wong Ikhlas. Saya curiga, perbuatan Wong Ikhlas ini tidak benar-benar ikhlas. Ia tidak benar-benar ingin membantu tugas setan yang membujuk agar neraka tidak kosong, ia sedang memikirkan dirinya sendiri. Jika usaha karaoke ditutup maka nanti saya kerja apa, pendapatan saya hilang. Jujurlah bilang begitu saja tidak usah bawa-bawa neraka segala.

Ini bulan Rabiulawal, di masjid dan mushola dibacakan sejarah Nabi Muhammad. Dari Nabi kita tahu, agama tidak hanya soal surga dan neraka, beragama adalah akhlak. Untuk sampai ke Allah maka kita harus mencontoh tindakan, perbuatan, perkataan beliau. Beragama adalah berprilaku sebagaimana beliau. Kita melakukannya karena cinta kepada Allah. Jika kita senang, nabi kita memberi contoh bagaimana cara bersyukur, jika kita sedih beliau juga memberi contoh bersikap saat bersedih. Yang penting Allah ridho, Allah tidak marah, itu yang utama.

Dosen di Universitas PGRI Semarang. Penulis buku Soko Tatal dan kumpulan cerpen Di Atas Tumpukan Jerami. Penggiat di Simpul Gambang Syafaat Semarang dan Maiyah Kalijagan Demak.