Majlis Maiyah Telatah Demak

Antara Debat Dan Dialog

Di kantor ada teman yang kadang menghidupkan tanyangan debat via youtube. Tayangan itu diulang dari sebuah stasiun televisi, membahas isu-isu politik, mendatangkan tokoh-tokoh nasional. Aku terganggu dengan suara-suara dengan nada tinggi. Karena aku terganggu maka aku bilang padanya, “Mbok diganti musik saja, itu polusi suara.”

Menghidupkan acara itu di ruang kerja sungguh mengganggu, pasalnya satu ruang memiliki haluan politik yang beda. Menghidupkan tayangan itu akan memindahkan perdebatan ke ruang kerja bahkan bisa berlanjut ke permusuhan. Tidak produktif untuk pekerjaan.

Di rumah saja aku tidak mengikuti perdebatan tanpa ujung begini, alhamdullilah aku tidak punya TV. Menurutku yang kita butuhkan saat ini adalah ruang dialog bukan ruang debat. Lho memangnya ada beda debat dan dialog? Saya kira ada perbedaan signifikan. Jika orang mau datang di acara debat maka dia seperti datang di medan pertempuran perang, atau ring tinju. Dia sudah menyiapkan perangkat untuk perang, data, strategi untuk menang.

Jika debat orang datang membawa segepok kebenaran dan serangkat untuk mempertahankannya, sedangkan orang dialog datang dalam rangka pencari kebenaran itu. Ia sudah membawa kebenaran tetapi ia hendak bertukar kebenaran, agar kebenaran tidak hanya menjadi kebenaran sendiri tetapi kebenaran bersama. Orang dialog memiliki kesadaran bahwa mungkin saja kebenaran itu berada pada pihak lain, dan itu tidak masalah karena titik keberhasilan bukan pada siapa yang benar tetapi dimanakah kebenaran itu. Berbeda dengan orang debat, orang debat mempertahankan sebisa mungki kebenaran berada pada pihak dirinya bahkan terkadang menutup mata terhadap pihak lain.

Sayangnya debat lebih seksi dibanding dialog. Lomba debat lebih laris dibanding lomba dialog. Sekarang ini titik debat berada dimana-mana, di warung, di kantor, di sawah, dll. Kalau titik debat itu api maka siap membakar di banyak ruangan. Jika debat itu membakar, dialog itu mendinginkan.

Untuk menentukan siapa calon pemimpin yang layak diciptakanlah panggung debat yang megah bagaikan arena gladiator. Kita tidak pernah berpikir, benarkah masalah bisa diselesaikan dengan cara berdebat?

Majlis Masyarakat Maiyah Kalijagan Demak adalah bagian dari Majlis Masyarakat Maiyah Nusantara.