Majlis Maiyah Telatah Demak

Sedekah Sampah

Siapkan sedekah terbaikmu. Begitu seru sebuah himbauan untuk bersedekah. Lalu apa sedekah terbaik yang bisa kita lakukan? Apakah seluruh isi kantong kita? Apakah nanti menunggu kita kaya? Atau cukup uang receh sisa belanja?

Keberanian untuk bersedekah seringkali bergantung pada motif masing-masing. Ada yang motifnya dagang, mengeluarkan berapa untuk mendapatkan berapa. Ada yang motifnya menjalankan perintah Allah, karena Allah menyuruh maka kita melaksanakan. Ada yang motifnya cinta, bahwa sedekah itu bukan mengeluarkan kerena orang menerima sedekah itu bukan orang lain, mereka saudara se agama, se negara, se makhluk. Mereka adalah bagian dari diri kita.

Lalu apa sedekah terbaik itu? Sedekah terbaik mungkin adalah dari hal paling berharga yang kita miliki. Waw. Berat ya? Kita bisa memulainya dengan hal-hal ringan. Misalnya senyum yang tulus. Senyum adalah sedekah, senyum yang tulus akan menentramkan hati yang menerima senyum itu. Ia merasa dihargai, dicintai, diterima. Dan itu mahal harganya. Senyum adalah sedekah murah yang sering kita lupa. Siapakah orang Islam? Ia adalah orang yang murah senyum.

Kedua, ini yang kami lakukan bersama keluarga. Kami bulum bisa sedekah banyak. Masih eman memberikan harta benda, maka kami melakukan ini. Seminggu dua sampai tiga kali, di lingkungan kami kedatangan tamu seorang perempuan berpenampilan lusuh mencari benda-benda yang masih memiliki nilai jual di tong sampah. Melihat peristiwa itu kami bersepakat untuk menyimpan segala benda semacam botol minuman, botol shampoo, sabun, ke dalam satu tempat khusus. Kami memberikan ke ibu itu jika sudah banyak. Kami bahagia melihat senyumnya yang sumringah menerima botol-botol dari kami. Inilah peristiwa cinta. Dengan sampah saja kita bisa bersedekah.

Lagi, kadang-kadang, kami jalan-jalan ke pasar tradisional. Kami mendapati singkong, pisang dijual dengan harga murah. Kami mulai putar otak. Kami olah barang-barang murah yang kami beli di pasar tradisional menjadi makanan yang lebih bernilai. Misalnya singkong kami olah menjadi singkong krispi, pisang kami olah menjadi criping atau kripik. Barang-barang inilah yang kami antar ke teman dan saudara. Ia sudah mampu mengungkapkan cinta kami kepada teman-teman dan sanak saudara.

Modal sedekah adalah keinginan dan kemauan. Siapa saja bisa melakukannya dalam keadaan apapun. Ia yang bersedekah akan bahagia karena hidupnya manfaat. Karena nilai dari hidup adalah manfaat itu sendiri. Dan nilai bersedekah menurut saya bukan pada jumlah barangnya tetapi ketulusan. Tetapi kita perlu hati-hati, jangan sampai terbersit kesombongan ketika kita melakukannya, merasa lebih bermurah hati dibanding orang lain. Jika itu terjadi, batal lah semuanya.

Dosen di Universitas PGRI Semarang. Penulis buku Soko Tatal dan kumpulan cerpen Di Atas Tumpukan Jerami. Penggiat di Simpul Gambang Syafaat Semarang dan Maiyah Kalijagan Demak.