Awak sehat-arto telas vs arto katah-awak sayah, pilih mana? Inilah yang menjadi pokok perdebatan antara Kang Doel dan Kang Banu di majlis kopi berkah. Kang Doel berpendapat bahwa ‘awak sehat-arto telas’ lebih baik dibanding ‘arto katah-awak sayah’.
“Kesehatan itu mahal. Orang yang sehat harus bersyukur, karena kesehatan itu adalah kekayaan yang sesungguhnya. Kamu tidak pernah sakit sih Ban, jadi lebih mengutamakan harta dibanding kesehatan.”
Banu menyanggah. “Kamu tidak pernah miskin sih. Kalau kamu pernah miskin maka kamu tidak pernah berpendapat seenteng itu. Lapar itu sakit ya Doel. Mending jadi orang kaya, kalaupun sakit bisa ke rumah sakit, bisa mengobati. Orang miskin itu susah, kemana-mana dihinakan, silaturahmi dikira mau hutang, lihat barang di toko dicurigai mau mencuri.”
“Kalau aku pilih arto katah awak sehat.” sambung Bambang.
“Wah kamu urik, Mbang”. sergah Doel.
“Ya lha wong suruh pilih salah satu kok pilih bagian yang enak saja.” sambung Banu.
“Lha memang siapa yang suruh memilih. Wong Tuhan menyuruh menjalani takdir kok, kita disuruh menerima saja, penerimaan kita atas takdir itu yang dinilai oleh Allah.” Bambang membela diri.
“Bagaimana jika takdirmu miskin dan tidak sehat?”
“Persoalannya bukan itu. Kita berdoa yang terbaik; sehat, cukup, tetapi yang lebih dari itu semua adalah Allah bersama kita saat kita dalam keadaan apapun baik miskin, kaya, sakit, dan sehat. Jika keadaan susah kita sabar, jika bahagia kita syukur. Jika susah dan kita masih bisa bersyukur itu keren bingits.” jelas Bambang sambil menyruput kopi sampai tandas ke ampas.