Majlis Maiyah Telatah Demak

Generasi Tandur

Mukaddimah Maiyah Kalijagan Demak edisi 7 September 2018

 

Bertani dalam pandangan masyarakat Nusantara memiliki nilai dan ajaran yang sangat luhur. Proses pertama dan terpentingnya adalah tandur/ nandur. Ilmu tandur tidak sekadar menancapkan tanaman ke tanah, setelah itu selesai. Tidaklah sesederhana itu. Tandur itu lelaku yang dijalankan dengan cara mundur, mundur ke depan. Mengambil jarak untuk masa depan, demi anak cucu. Orang tua yang menanam, anak cucu yang memanen. Begitu yang melekat kuat pada masyarakat Nusantara. Mengingat itu, tidak salah jika bangsa Nusantara memiliki penggalan idiom “gemah ripah loh jinawi”, sumber daya alam yang melimpah ruah. Tanah yang berjodoh dengan tanaman apapun. Sehingga tak heran jika nenek moyang bangsa Nusantara, selain pelaut dan nelayan adalah seorang petani.

Berjalannya waktu, setelah penjajahan periode pra dan pasca kemerdekaan, minat anak cucu untuk menanam semakin tergerus. Adalah kita, anak cucu yang sangat hobi memanen. Sebab berpuluh-puluh, beratus-ratus tahun, kita hanya dididik Portugis, Belanda, Jepang dan kemudian Pemerintah untuk memanen saja, tanpa menanam. Jadi wajarlah jika muncul banyak generasi yang tidak paham bahwa hidup haruslah dalam nilai nandur. Muncullah generasi hoax, generasi kidz zaman now, generasi millenial dan generasi-generasi lainnya yang tidak mencerminkan kediriannya, yang tidak tahu pijakan akarnya dan lupa siapa dirinya.

Maka perlulah kita berikhtiyar, menjadi generasi baru, generasi yang tidak lupa nenek moyangnya, generasi yang memikirkan masa depan: Generasi Tandur. “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat/laku yang baik sebagaimana pohon yang bagus, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu menghasilkan buah pada tiap musim dengan ijin Tuhannya. Dan Allah sedang membuat perumpamaan itu sebab manusia, supaya mereka selalu ingat.” (QS. Ibrahim: 24-25). Sebagaimana pohon yang menjulang ke langit, pastilah akarnya menghujam ke bumi. Manusia pun sama, untuk melesat jauh maju ke depan, harus menarik diri, pulang ke belakang jauh juga, agar ingat dan belajar pada masa lampau. Siapa yang menanam, pasti akan memanen dan siapa yang nandur, pasti akan ngunduh.

Lalu apa saja yang perlu disiapkan manusia-manusia generasi tandur? Mari kita gelar wacana. Kita buka pengetahuan. Kita semai ilmu. Kita tanam pengalaman. Kita sinau bareng di Universitas Sultan Fatah (Unisfat) Demak, pada hari Jum’at, 7 September 2018, jam 20.00 WIB. [Redaksi Kalijagan.com]

Majlis Masyarakat Maiyah Kalijagan Demak adalah bagian dari Majlis Masyarakat Maiyah Nusantara.