Majlis Maiyah Telatah Demak

Kiat Takbir Keliling Aman

Setiap tahun kita mendengar kabar tentang kematian, cacat permanen, perkelahian di acara takbir mursal dan takbir keliling. Di Demak hal itu kerap terjadi. Tahun lalu pengkroyokan yang menyebabkan kematian terjadi di Demak. Tahun sebelumnya perkelahian di acara takbir keliling yang mengakibatkan cacat fisik seumur hidup terjadi di Karangawen.

Banyak hal yang menyebabkan hal tersebut terjadi, misal ada oknum peserta takbiran yang terpengaruh minuman keras, menggunakan musik yang tidak selayaknya untuk takbiran. Maka harus dicarikan jalan keluar mengingat takbiran adalah ibadah, mengagungkan Allah, menang atas hawa nafsu selama satu bulan puasa. Berikut ini adalah langkah-langkah agar takbir mursal atau takbir keliling aman dan nyaman.

Langkah pertama adalah membuat kepanitian. Kepanitian ini terdiri atas takmir masjid, ormas Islam, dan desa, dalam satu desa harus ada satu kepanitiaan. Ketiadaan panitia membuat koordinasi dan sistem keamanan lemah. Panitia desa mengumpulkan panitia peserta takbiran. Kerusuhan biasanya terjadi antara kelompok. Kepanitian ini bentuk atas tujuan agar takbir keliling berlangsung sebagaimana tujuannya-ibadah. Pihak-pihak yang tidak sesuai dengan ketentuan ibadah seperti mengenakan pakaian yang tidak sesuai, rambut dicat, bertelanjang dada, dan joget sambil jalan, membunyikan petasan adalah penyusup dan harus dikendalikan. Jika tidak bisa dikendalikan maka dikeluarkan.

Kepanitiaan menjadi sangat penting karena ketiadaannya membuat koordinasi susah dilakukan. Kepanitiaan harus dibentuk dalam setiap rombongan. Setiap kepanitiaan rombongan yang biasanya terdiri atas satu masjid, mushola, atau kampung harus dikoordinasikan dalam lingkup desa.

Setelah itu perlu dipikirkan sistem keamanan dalam lingkup rombongan maupun dalam lingkup desa. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya kerusuhan dalam lingkup terkecil. Sistem keamanan bisa gabungan antara Banser, Pramuka, TNI, maupun Polri. Dengan sistem keamanan yang kuat dan rapi maka si perusuh akan berpikir ulang saat akan membuat kerusuhan.

Setelahnya, buat tata tertib dan disosialisasikan. Berikut kemungkinan tata tertib yang bisa disusun dan disesuaikan menurut kondisi di lapangan: (1) Peserta yang mengenakan atribut tidak sesuai, dilarang ikut karena mereka lah kemungkinan dari biang kerusuhan. (2) Tidak diperkenankan membunyikan musik selain suara takbiran. (3) Tidak diperkenankan membunyikan mercon. (4) Melanggar aturan maka akan diamankan oleh tim keamanan.

Tim keamanan adalah pihak yang mengamankan agar tata tertib berjalan sesuai dengan koridor. Dengan demikian diharapkan kerusuhan yang memakan korban di Hari Raya Idul Fitri akan dapat dihindari.

Upaya-upaya lain sebagaimana sudah dilakukan oleh beberapa desa dan dukuh juga perlu dikembangkan. Misalnya melombakan kreatifitas dalam takbiran. Penilaian selain dari keindahan tampilan juga kerapian dan ketertiban. Pada akhirnya dipilih pemenangnya dengan ketentuan di atas. Dengan demikian para peserta akan berlomba-lomba tertib dalam bertakbiran. Semoga kita dan saudara-saudara kita selamat saat takbiran nanti. Selamat Idul Fitri.

Dosen di Universitas PGRI Semarang. Penulis buku Soko Tatal dan kumpulan cerpen Di Atas Tumpukan Jerami. Penggiat di Simpul Gambang Syafaat Semarang dan Maiyah Kalijagan Demak.