Majlis Maiyah Telatah Demak

Agomo, Ageman, Gaman

Mukadimmah Maiyah Kalijagan Demak Edisi 12 Januari 2018

 

“Agomo iku ora mung ageman, ananging ugo gaman kanggo ngadhepi panguripan”

Agama/agami: Kumpulane tata cara manembah, piwulang, pangandhel lan tindak kang utomo, kang dadi paugeraning panembah marang kang mahakuwasa (Kamus Bahasa Jawa, Bausastra jawa)

Agomo-Ageman

Di lingkungan masyarakat Jawa, agama ibarat ageman atau pakaian. Pakaian juga sering disebut sebagai sandang yang selalu dikaitkan dengan pangkat, jabatan, dan harga diri. Pakaian sebagai penutup aurot, yang menghangatkan ketika kedinginan, melindungi kulit ketika kepanasan, memperindah diri, dan menambah wibawa bagi yang mengenakan, intinya adalah pakaian yang memanusiakan manusia.

Secara de jure memang begitulah agama, pakaian yang sempurna. Tapi de facto (fakta)nya banyak yang salah kaprah. Salah kaprah memakai ageman yang ternyata kebesaran untuk dikenakan. Orang yang beragama tapi tidak memiliki pengetahuan yang cukup, membuat dia ditelan oleh rasa penghambaannya yang menggelora, membuat otaknya mati, dan tidak cerdas.

Mungkin karena lupa size pakaiannya sendiri, M, L, atau XL atau bahkan XXL?..bisa jadi ukuran small tapi mengenakan yang extra large. Apa yang terjadi? Tentunya tubuhnya letih, gerak-geriknya serba gelisah, tidak nyaman, merasa sok gede, padahal pakaiannya yang gede, yang ada dibenaknya hanya perang, dendam, di mana-mana musuh, Thoghut, syaiton, kafir, murtad, sesat, bid’ah dan saking kronisnya akhirnya teriak “serbu….!!!, apa saja dirusak (mirip satpol PP). Orang yang melihat pun bingung, was-was, membuat semua mata tertuju padanya, bukan karena takjub, tapi kasihan, kok bisa-bisanya milih pakaian yang kegedean..!!!

Selera orang berpakaian dipengaruhi banyak hal. Besar-kecilnya disesuaikan dengan ukuran tubuh. Kedodoran atau kekecilan bikin pemakai tak nyaman. Warna dan model dipengaruhi oleh tradisi yang lazim di lingkungannya. Ada yang seragam, ada pula yang warna-warni. Apa pun model, ukuran, dan warnanya, yang selalu jadi pertimbangan utama adalah yang mengenakan merasa nyaman serta diapresiasi oleh lingkungan.

Begitulah orang beragama. Setiap orang punya pengalaman dan kenyamanan yang dipengaruhi pendidikan dan lingkungannya sehingga seseorang merasa tak nyaman jika tak beragama, tetapi merasa tak enak jika dipaksa mesti seragam.

Tentu saja agama berbeda dengan pakaian dan jabatan yang melekat pada seseorang. Namun, yang namanya pakaian mesti dibersihkan jika kotor, ukuran tak pas akan mengurangi sikap percaya diri. Jabatan pun demikian, mesti ada kesesuaian antara kapasitas seseorang dan beban tugas yang ia emban.

Dalam kajian psikologi dibuktikan, sehebat dan sepintar apa pun seseorang, ketika ditelanjangi di depan umum, harga diri dan kepercayaan dirinya akan runtuh. Begitu dalam dan vitalnya ageman sehingga masyarakat Jawa sering menganalogikan ageman dengan agama, bahwa orang yang tak beragama sama saja sedang telanjang. Orang mengaku beragama tetapi tak bisa jaga kehormatan diri sama saja tak beragama.

Agomo-gaman

Semua orang meyakini semua agama dan kepercayaan mengajarkan kasih sayang, menghormati kemanusiaan serta kewajiban menjaga mahluk lain sebagai tugas ke kholifahan. Agama Sebagai gaman atau senjata bisa membayangkan pedang, Keris, tombak, kujang dll. Gaman atau senjata ini digunakan sebagai alat untuk menjaga diri jika digunakan dengan baik dan bijak sebaliknya  juga bisa melukai diri sendiri dan orang lain jika kita mengunakannya sembarangan. Agama juga demikian bisa membawa kita pada keselamatan dunia akhirat jika kita bijak dalam beragama, menghargai pemahaman orang lain serta wasilah beragama menjadikan diri, keluarga dan orang sekelilingnya merasa aman nyaman serta bisa tidur nyenyak tanpa was-was dengan kehadiran kita.

Era sekarang muncul islamphobia, ketika menyebut nama islam identic dengan kekerasan, terorisme yang membuat orang dibelahan bumi lain takut terhadap islam. Keselamatan,keamanan, keadilan sejatinya adalah Islam karena islam itu ya Keselamatan.

Wejangan kanjeng sunan kalijaga “ Nglurug tanpo Bolo, Sugih tanpo bondho, Sekti tanpo aji lan Landhep tanpo nathoni”. [Afif/ Redaksi Kalijagan.com]

Majlis Masyarakat Maiyah Kalijagan Demak adalah bagian dari Majlis Masyarakat Maiyah Nusantara.