Majlis Maiyah Telatah Demak

Ngunduh Wohing Pakarti

Jawa sangat kaya dengan pepeling atau wejangan. Semisal ngunduh wohing pakarti, mungkin pembaca lebih sering dengar istilah apa yang kita tanam itu yang kita tuai sama halnya dengan ngunduh wohing pakarti, ngunduh memiliki makna panen/memetik sedangkan wohing dari kata woh yang bermakna buah dan pakarti bermakna perbuatan, jadi ngunduh wohing pakarti itu memetik buah akibat perbuatan, sama halnya dengan menuai apa yang kita tanam.

Apakah kita harus menanam terlebih dahulu agar bisa memetik?
Ataupun setiap hari dari kita adalah proses penanaman?
Dan mungkinkah kita memanen tanaman orang lain?

Tanam dan panen sering kali dianalogikan sebagai masa sekarang dan masa depan, minimnya pengetahuan akal tidak bisa mengetahui kapan masa panen tiba, yang seharusnya kita panen malah beranggapan masih musim tanam. Akan mudah jika hal tersebut disertai kejadian semisal penebangan liar. penebangan harus ada yg ditebang tentu ini adalah tanaman orang terdahulu sedangkan kita yang memanen atas nama kepentingan masyarakat. penebang lupa hutan harus ada mekanisme tanam ulang atau reboisasi jika tidak dilakukan mustahil bencana alam tidak datang dan akan menjadi panen yg sesungguhnya bagi masyarakat.

Lalu sebenarnya kita bagian penanam atau hanya pemanen ?

Pada kesempatan kali ini simpul maiyah Kalijagan menyajikan menu “ngunduh wohing pakarti” Kita temukan jawaban bersama di simpul maiyah Kalijagan edisi Agustus 2023!

Avatar photo
Majlis Masyarakat Maiyah Kalijagan Demak adalah bagian dari Majlis Masyarakat Maiyah Nusantara.